Sabtu, 26 Agustus 2017

Menjadi Mahasiswa Yang Cerdas


Menjadi CERDAS berarti mampu untuk menyederhanakan berbagai hal yang nampaknya sulit bagi orang lain.
Prinsip CERDAS adalah membuat yang sulit bagi orang lain menjadi mudah dilakukan jika kita tahu kuncinya.

Sistem belajar di Universitas Terbuka(UT) adalah sistem belajar jarak jauh (BJJ). Ciri utama dari sistem ini adalah terpisahnya secara fisik antara pengajar dan mahasiswa.

Hubungan antara pengajar dan mahasiswa tetap ada dan dilakukan melalui perantara berbagai media, terutama media cetak atau modul. Dengan berkembangnya teknologi saat ini, maka hubungan antara pengajar dan mahasiswa juga dapat dilakukan melalui jaringan Internet.

Sistem BJJ sering dihubungkan dengan konsep belajar mandiri. Konsep belajar mandiri menunjukkan bahwa mahasiswa tidak tergantung pada pengajar seperti pada pendidikan tatap muka.

Belajar mandiri bukan berarti belajar sendiri. Belajar mandiri berarti belajar secara berinisiatif, dengan ataupun tanpa bantuan orang lain. Ini berarti Anda dapat memilih belajar sendiri, bersama teman atau dengan bantuan tutor.

Berinisiatif dalam belajar berarti Anda mengetahui bahwa Anda dapat mensiasati belajar melalui strategi belajar yang efektif.

Belajar di bidang formal tidak selalu menyenangkan. Apalagi jika Anda merasa belajar dengan terpaksa. Misalnya, Anda harus belajar karena itulah satu-satunya cara untuk lulus, mendapat pekerjaan atau bahkan kenaikan pangkat.

Contoh lain adalah bila Anda menyukai belajar di kelas dengan bimbingan dosen, sedangkan Anda terpaksa kuliah di Universitas Terbuka (UT) yang mempunyai sistem belajar jarak jauh.

Menghadapi keterpaksaan untuk belajar jelas bukan hal yang menyenangkan. Tidak mudah bagi seseorang untuk berkonsentrasi belajar jika ia merasa terpaksa.

Oleh karena itu, Anda perlu mencari jalan agar belajar menjadi sesuatu hal yang menyenangkan, atau .... walaupun tetap terpaksa tapi paling tidak dapat menjadi lebih mudah dan efektif.

Para ahli di bidang psikologi pendidikan mengembangkan berbagai cara untuk mencari cara agar belajar menjadi sesuatu hal yang lebih mudah dan efektif. Silahkan membaca bahasan tentang strategi belajar CERDAS berikut ini.

Apa itu strategi CERDAS?
CERDAS adalah singkatan dari prinsip-prinsip strategi belajar secara efektif. Prinsip belajar CERDAS akan membantu Anda menggunakan strategi belajar dengan cara yang CERDAS.

Sebagai mahasiswa, Anda perlu melakukan perencanaan dan pengelolaan belajar. Mahasiswa UT pada umumnya adalah mahasiswa yang bekerja sambil kuliah. Oleh karena itu, berbagai aktivitas dilakukan selain belajar seperti bekerja, melakukan kegiatan sosial, dan lainnya.

Hal inilah yang menjadi alasan mengapa Anda perlu melakukan perencanaan dan pengelolaan belajar agar dapat belajar dengan lebih baik dan lebih efektif.

Jika Anda adalah mahasiswa UT yang belajar sambil bekerja, maka strategi ini akan sangat membantu Anda tidak hanya dalam belajar, tapi juga pada pekerjaan Anda di masa mendatang.

Mengapa? Karena strategi ini sekaligus melatih Anda untuk menjadi perencana dan pengelola yang handal untuk berbagai kegiatan Anda. Anda adalah pemimpin atau manajer masa depan. Sebagai pemimpin, Anda harus mampu memimpin diri Anda sendiri sebelum memimpin orang lain.

Bayangkan diri Anda menjadi pemimpin yang harus merancang suatu kegiatan besar. Anda harus menyusun target kerja, merancang langkah demi langkah dan mengelola agar kegiatan Anda dapat berjalan dengan lancar.

Jika Anda berhasil dalam belajar di UT dengan strategi belajar CERDAS ini, maka pengalaman keberhasilan Anda diharapkan akan terbawa di bidang kerja Anda. Mari kita bahas prinsip-prinsip tersebut.

CERDAS
Cerdik menggunakan strategi belajar
Efektif dalam menggunakan waktu belajar
Realistis dalam merencanakan belajar
Dapat mencapai target belajar
Akurat dalam perencanaan belajar
Spesifik dalam menetapkan tujuan belajar
Prinsip-prinsip menjadi CERDAS nampaknya sederhana bukan? Pada kenyataannya, menjadi CERDAS berarti mampu untuk menyederhanakan berbagai hal yang nampaknya sulit bagi orang lain. Jika Anda mencoba prinsip ini, maka Anda akan tahu bahwa yang sulit bagi orang lain ternyata dapat menjadi mudah dilakukan jika Anda tahu kuncinya.

Cerdik dalam Belajar
Cerdik dalam menggunakan berbagai strategi belajar. Cerdik dalam mengenali lingkungan belajar. Cerdik dalam mengelola belajar. Cerdik dalam menyusun target belajar. Cerdik memonitor belajar. Cerdik mengevaluasi belajar.

Efektif dalam Belajar
EFEKTIF dalam mengelola waktu untuk belajar, bekerja, keluarga, kegiatan sosial dan bersantai
Waspada terhadap pemborosan waktu
Menentukan batasan waktu(deadline) dari pencapaian target belajar
Memiliki fleksibilitas dan disiplin diri. (fleksibilitas = mampu belajar dimana saja, kapan saja)
Realistis dalam Belajar
Membuat tujuan belajar jangka pendek dan jangka panjang yang Realistis. Tujuan yang R E A L I S T I S akan meningkatkan motivasi dan menggerakkan Anda untuk mencapai tujuan akhir tanpa frustrasi.....!!!

Contoh: mengikuti SIPAS (Sistem Paket Semes

Sumber asli: http://mahasiswa.ut.ac.id

Cara Kenali Aspek Kesiapan Belajar Anda


Tahukah Anda, apa saja yang menjadi aspek kesiapan belajar? Aspek-aspek tersebut merupakan pilihan.

Ada orang yang cocok dengan aspek ABC, sedangkan yang lain lebih cocok dengan aspek XYZ. Yang penting adalah Anda mengenali aspek yang menjadi penentu kesiapan belajar Anda. Jika Anda mengenalnya, Anda dapat mempersiapkan diri secara maksimal.

Motivasi
Motivasi tiap orang untuk belajar berbeda-beda. Motivasi sudah ada pada saat seseorang akan melakukan sesuatu, namun mungkin tidak Anda sadari. Anda perlu mengetahui apa sebenarnya motivasi belajar Anda.

Atau bisa juga lebih khusus, misalnya apa motivasi Anda untuk mengambil matakuliah tertentu. Mungkin Anda mengikuti perkuliahan di UT untuk mendapatkan gelar sarjana sebagai syarat kenaikan pangkat.

Apapun motivasi Anda, cobalah untuk mengenalinya. Bergabunglah dengan mahasiswa lain yang memiliki motivasi yang sama. Dengan cara tersebut, Anda akan dapat saling memotivasi untuk berhasil.

Sebagai contoh: mahasiswa yang mengikuti kuliah di UT sebagai upaya untuk persyaratan kenaikan pangkat, mungkin dapat berkumpul bersama mereka yang memiliki tujuan yang sama untuk saling memotivasi. Bayangkan, jika teman Anda berhasil untuk naik pangkat setelah lulus UT, Anda tentunya akan termotivasi untuk mengikuti jejaknya bukan?!

Anda juga dapat bergabung dengan mereka yang tujuan belajarnya berbeda untuk saling meningkatkan motivasi belajar. Apapun caranya, yang penting adalah memperkuat motivasi belajar Anda.

Keteraturan/Ketekunan
Dalam mempelajari modul, maka orang yang mempunyai ketekunan tinggi akan berusaha membacanya sampai selesai secara teratur.

Mereka akan merasa terganggu kalau suatu topik bahasan yang mereka baca belum terselesaikan. Sedangkan orang yang memiliki ketekunan rendah, mudah kehilangan minat untuk belajar.

Mereka tidak merasa terganggu jika mereka tidak selesai membaca modul seluruhnya. Bagi tipe ini, mungkin tugas belajar yang cocok bagi mereka adalah tugas-tugas kecil yang termasuk "short assignment".

Cobalah membaca modul sedikit demi sedikit sambil diselingi kegiatan lain, seperti membuat ringkasan, atau mengerjakan tes formatif. Dengan cara memecah tugas belajar seperti itu, diharapkan Anda akan tetap termotivasi dalam menyelesaikan tugas jangka panjang, yaitu membaca modul secara keseluruhan.

Beban Tugas
Tebalnya modul yang harus Anda pelajari seringkali mematahkan semangat untuk belajar. Namun bagi mahasiswa tertentu, semakin tebal atau banyak modul yang harus dibaca, semakin bersemangat dalam belajar.

Di sisi lain, ada tipe orang yang justru menganggap berat untuk membaca modul yang banyak dan tebal. Mereka cenderung termotivasi jika beban belajar sedikit.

Jika Anda termasuk yang alergi terhadap modul yang tebal, maka Anda dapat mencoba untuk membuat tugas membaca modul menjadi "short assignment" seperti pada aspek ketekunan.

Buat jadwal membaca modul yang tidak terlalu panjang. Bacalah modul sedikit demi sedikit. Yang terpenting adalah memecah beban tugas menjadi bagian kecil sesuai dengan tipe Anda untuk menjaga semangat belajar.

Jika Anda termasuk tipe kombinasi, maka Anda dapat menggabungkan kiat-kiat belajar dari kedua tipe yang lain.

Terstruktur
Mahasiswa tertentu memilih belajar dengan cara/aturan yang terstruktur.Misalnya, belajar dengan jadwal belajar yang teratur, membuat sistem kontrak dalam belajar, atau membutuhkan pengarahan yang rinci dari dosen maupun orang-orang yang lebih tahu.

Sebaliknya, Anda mungkin merasa terbebani bila harus membuat jadwal belajar. Jika ini terjadi, Anda mungkin termasuk tipe orang yang tidak terstruktur.

Anda tidak perlu merasa bersalah bila Anda justru tidak suka membuat jadwal belajar yang teratur. Anda tetap dapat membuat jadwal belajar dengan gaya Anda sendiri.

Aspek kesiapan belajar dapat berkombinasi satu sama lain. Mungkin saja Anda adalah orang yang merasa tertantang jika melihat modul yang tebal dan banyak, Anda memilih sering membaca modul tetapi sedikit demi sedikit.

Ada masa tertentu mungkin Anda suka membuat jadwal yang terstruktur, tapi melaksanakannya secara tidak terstruktur. Oleh karena itu............

Kenali kesiapan belajar Anda. Tentukan bagaimana Anda harus mengelola belajar Anda !

Sumber asli: http://mahasiswa.ut.ac.id

Gaya Belajar


Belajar di bidang formal tidak selalu menyenangkan. Apalagi jika Anda harus belajar dengan terpaksa.

Misalnya, Anda harus belajar karena itulah satu-satunya cara untuk lulus, mendapat pekerjaan atau bahkan kenaikan pangkat.

Contoh lain dari keterpaksaan adalah bila Anda menyukai belajar di kelas dengan bimbingan dosen, sedangkan Anda terpaksa kuliah di Universitas Terbuka (UT) yang mempunyai sistem belajar jarak jauh.

Menghadapi keterpaksaan untuk belajar jelas bukan hal yang menyenangkan. Tidak akan mudah bagi seseorang untuk berkonsentrasi belajar jika ia merasa terpaksa.

Oleh karena itu, Anda perlu mencari jalan bagaimana agar belajar menjadi hal yang menyenangkan, atau .... walaupun tetap terpaksa, tapi dapat menjadi lebih mudah dan efektif.

Para ahli di bidang pendidikan mencoba mengembangkan teori mengenai gaya belajar sebagai cara untuk mencari jalan agar belajar menjadi hal yang mudah dan menyenangkan.

Sebagaimana kita ketahui, belajar membutuhkan konsentrasi. Situasi dan kondisi untuk berkonsentrasi sangat berhubungan dengan gaya belajar Anda.

Jika Anda mengenali gaya belajar Anda, maka Anda dapat mengelola pada kondisi apa, dimana, kapan dan bagaimana Anda dapat memaksimalkan belajar Anda. Apa gaya belajar itu?

Sumber asli: http://mahasiswa.ut.ac.id

Tips Belajar Mandiri


Belajar mandiri bukanberarti belajar sendiri. Seringkali orang menyalahartikan belajar mandiri sebagai belajar sendiri.

Kesalahpengertian tersebut terjadi karena pada umumnya mereka yang kuliah di UT cenderung belajar sendiri tanpa tutor atau teman kuliah.

Belajar mandiri berarti belajar secara berinisiatif, dengan ataupun tanpa bantuan orang lain, dalam belajar.

Sebagai mahasiswa yang mandiri, Anda tidak harus mengetahui semua hal. Anda juga tidak diharapkan menjadi mahasiswa jenius yang tidak membutuhkan bantuan orang lain.

Salah satu prinsip belajar mandiri adalah Anda mampu mengetahui kapan Anda membutuhkan bantuan atau dukungan pihak lain.

Pengertian tersebut termasuk mengetahui kapan Anda perlu bertemu dengan mahasiswa lain, kelompok belajar, pengurus administrasi di UPBJJ, tutor, atau bahkan tetangga yang kuliah di universitas lain.

Bantuan/dukungan dapat berupa kegiatan saling memotivasi untuk belajar, misalnya, mengobrol dengan tetangga yang kuliah di universitas lain, seringkali dapat memotivasi diri kita untuk giat belajar.

Bantuan/dukungan dapat juga berarti kamus, buku literatur pendukung, kasus dari surat kabar, berita dari radio atau televisi, perpustakaan, informasi tentang jadwal tutorial, dan hal lain yang tidak berhubungan dengan orang.

Yang terpenting adalah Anda mampu mengidentifikasi sumber-sumber informasi. Identifikasi sumber informasi ini dibutuhkan untuk memperlancar proses belajar Anda pada saat Anda membutuhkan bantuan atau dukungan.

Sumber asli: http://mahasiswa.ut.ac.id

Cara Efektif Mempelajari Buku Materi Pokok


Banyak mahasiswa yang mengeluhkan bahwa mereka tidak dapat memahami isi bacaan meskipun telah berusaha membaca buku materi pokok (BMP/modul) yang diwajibkan.

Nah, berikut disampaikan beberapa tips yang dapat digunakan pada saat membaca buku materi pokok. Tahukah Anda perbedaan cara membaca buku materi pokok, termasuk modul, dengan cara membaca majalah, koran, ataupun novel?

Pada saat membaca majalah ataupun novel kita tidak pernah menggarisbawahi atau mencatat apa yang kita baca, tetapi mengapa kita dapat mengingat ceritanya?

Hal ini disebabkan kita menyukai ceritanya. Kita merasa TERTARIK untuk membacanya. Dan, kita hanya perlu mengetahui garis besar ceritanya pada saat membaca Koran, majalah, atau novel.

Namun, mahasiswa diharapkan untuk tidak hanya membaca tetapi juga mengingat materi BMP/modul secara detail, walaupun mereka tidak menyukai topiknya ataupun tidak yakin bahwa materi yang dipelajari akan bermanfaat di lingkungan pekerjaan.

Jadi, bagaimana caranya kita berhasil mepelajari modul meskipun kita tidak menyukai apa yang kita baca?

Pembaca yang baik berusaha untuk memahami dan mengingat apa yang mereka baca dengan menggunakan strategi belajar tertentu untuk memahami bacaan. Berikut apa yang dilakukan oleh PEMBACA yang BAIK menurut riset.

Menentukan pokok pikiran dari bacaan
Pembaca yang baik dapat membedakan mana pokok pikiran dan mana contoh atau kalimat yang mendukung pokok pikiran. Pembaca yang kurang baik sering menggarisbawahi semua kalimat pada saat membaca dan tidak membedakan mana ide yang penting dan yang kurang penting

Meringkas bacaan
Pembaca yang baik mencoba untuk meringkas apa yang dibaca. Pembaca yang kurang baik tidak mencoba meringkas apa yang dibaca.

Menarik kesimpulan dari apa yang dibaca
Pembaca yang baik dapat menarik kesimpulan dari apa yang dibaca, misalnya dengan mengajukan pertanyaan: “Apa kaitan konsep-konsep ini dengan konsep-konsep yang sudah saya pelajari di bab sebelumnya?”

Membuat pertanyaan mengenai apa yang dibaca
Pembaca yang baik berusaha berinteraksi aktif dengan mengajukan pertanyaan pada diri sendiri. Setelah membaca suatu bab atau Kegiatan Belajar pada modul, kita perlu bertanya pada diri sendiri:

Topik apa yang dibahas dalam bab ini?
Pokok-pokok pikiran apa yang dibahas dalam bab ini?
Apa contoh yang disajikan penulis pada saat membahas suatu topik?

Misalnya, setelah membaca tentang PENYAJIAN DATA KUALITATIF dan PENYAJIAN DATA KUANTITATIF kita dapat bertanya pada diri sendiri: “Jadi apa yang dimaksud dengan data kualitatif dan data kuantitatif?”

Pertanyaan selanjutnya mungkin: “Ada berapa cara untuk menyajikan data kualitatif? Berikan beberapa contoh!” “Apa perbedaan atau manfaat masing-masing cara penyajian data tersebut?” Dst. Bila kita dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, boleh dikatakan kita sudah memahami apa yang telah kita baca.

Memonitor pemahaman kita terhadap bacaan
Pembaca yang baik bukan saja mengetahui sejauh mana mereka telah memahami apa yang dibaca, tetapi juga mengetahui apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara melakukannya bila mereka tidak memahami suatu bacaan.

Misalnya, mereka mencatat bagian dari materi yang belum dipahami dan menanyakan pada tutor atau teman yang lebih tahu, bisa juga membaca buku lain atau mencari sumber lain di Internet. Bila perlu kita dapat mengakses Wikipedia dari internet bila menemukan definisi yang susah dimengerti dari buku materi pokok yang kita baca.

Jadi proses belajar membutuhkan KEAKTIFAN kita. Kelima langkah tersebut perlu dilakukan bila kita benar-benar ingin memahami apa yang telah kita pelajari. Namun, konsekuensinya kita harus benar-benar MERENCANAKAN DAN MENYISIHKAN WAKTU UNTUK BELAJAR.

Bila kita belajar karena terpaksa tentu kita akan merasa malas untuk melakukan strategi belajar ini. Atau, bila kita belajar secara mendadak menjelang ujian, tentu saja kita tidak akan mempunyai cukup waktu untuk menerapkan strategi belajar seperti ini, apalagi bila mata kuliah yang diambil per semesternya cukup banyak.

Jangan merasa terbebani atau berkecil hati bila pada semester ini Anda belum dapat menerapkannya. Anda masih dapat menerapkan strategi ini pada semester depan dengan merencanakan waktu belajar yang lebih panjang. Jangan memulai belajar bersamaan dengan waktu tutorial. Ambillah 2 minggu break sedudah UAS, kemudian segera rencanakan waktu belajar Anda untuk semester berikutnya dan usahakan untuk melaksanakan rencana belajar Anda secara rutin.

Yang jelas, pepatah asing mengatakan NO PAIN NO GAIN atau pepatah kita sendiri mengatakan BERAKIT-RAKIT KE HULU BERENANG-RENANG KE TEPIAN, BERSAKIT-SAKIT DAHULU BERSENANG-SENANG KEMUDIAN. Tetapi buah dari belajar adalah keberhasilan.

Sumber asli: http://mahasiswa.ut.ac.id